Kampung itu….
Jakarta, 9
Mei 2015. Seluruh Peserta PKMU 2015 diwajibkan hadir untuk mengikuti salah satu
rangkaian terakhir dari kegiatan PKMU3. Yaitu pengenalan Pengabdian masyarakat
yang akan kami lakukan, peserta juga diharuskan untuk membawa 1 barang yang
sudah tidak terpakai namun mempunyai nilai jual, dan membawa baran-barang untuk
dijual. Untuk pengabdian masyarakat tahun ini panitia memilihkan tempat di Kp.
Sawah, tepatnya didaerah penas kalimalang. Dekat dengan gerbang Halim. Awal
acara dimulai, kami melakukan pembukaan disebuah lahan yang menurut saya bekas
dari sebuah kantor yang telah menjadi puing. Awalnya saya pribadi mengira bahwa
itu adalah TPS ( Tempat Pembuangan Sampah), karena lokasi yang terdapat banyak
puing.
Pembukaan
dimulai dari sambutan ketua pelaksana yang dilanjutkan oleh ketua RT setempat
sebagai bentuk penerimaan dan kerja sama yang akan dijalin. Setelah pembukaan
selesai kami diajak berkeliling Kp. Sawah untuk melihat keadaan sekitar dan
melihat apa yang mereka sedang butuhkan. Setelah selesai berkeliling, akhirnya
didapatkan kesimpulan yang telah dikerucutkan. Yaitu : penyelesaian pembangunan
aula warga, Renovasi MCK, pendidikan atau pembuatan perpustakaan, pelatihan
untuk ibu2 yang akhirnya ialah kegiatan talkshow. Setelah pengerucutan
permasalahan, akhirnya tibalah penggalangan dana yang kami butuhkan untuk
menjalankan projrk-projek kami. Dana yang dibutuhkan adalah kurang lebih
sebesar RP. 15.000.000,- yang jika dibagi perkelompok maka masing-masing
kelompok mendapatkan jatah sebesar Rp. 1. 500.000 yang harus dikumpulkan pada
hari itu juga tepat pukul 17.00 wib. Agak pesimis diawal untuk mendapatkannya,
namun kami semua tetap mencobanya. Banyak yang mencari dana dengan meminta
sumbangan dijalanan, menjual makanan, barang bekas layal pakai, mengamen dll.
Dan yang kelompok kami lakukan ialah meminta sumbangan, menjual makanan yang
kami bawa. Kami berjalan cukup jauh dari penas kalimalang hingga hamper
mencapai PGC. Menjelang ashar kami kembali dengan dana yang berhasil kami kumpulkan.
Dana yang dapat kelompok kami lakukan adalah sekitar Rp. 150.000,- dan ketika pukul
17.00 wib, kami semua telah berkumpul di mushola untuk melaporkan hasil yang
kami miliki dari mengumpulkan dana. Sempet minder karena kelompok lain berhasil
mengumpulkan uang dengan banyak, bahkan ada yang berhasil hingga empat atau
lima juta. Dan total keseluruhan yang kami peroleh ialah kurang lebih uang
sekitar Rp. 12.301.500,- dan untuk memenuhi dana yang dibutuhkan, maka kelompok
yang menyerahkan dana di bawah Rp. 500.000 harus mengumpulkan dana kembali
senilai Rp. 700.000 dan diserahkan sehari kemudian.
Rundown kegiatan selama pengabdian masyarakat ialah para ikhwan yang melakukan pekerjaan pembangunan sampai sore, sementara untuk yang akhwat dipagi sampai menjelang sisang membantu memasak dan menyiapka makanan untuk teman-teman, panitia semua, serta warga yang ingin ikut makan. setelah dzuhur bermain bersama anak-anak sekitar dan sehabis ashar mengajari anak-anak sekitar dalam tugas mereka, serta membantu adik-adik yang ingin mengikuti UN. Dihari jumat kami mempunya agenda tambahan untuk ibu-ibu dan warga sekitar, yaitu semisal talkshow tentang mengasuh dan membentuk moral anak-anak dan games untuk para anak-anak disana. dimana pembicara juga berasal dari dosen UNJ sendiri.
dan hari terakhir pengabdian masyarakat terdapat banyak agenda penutupan, diantaranya penampilan dari anak-anak berupa pembacaan puisi, menari, marawis, menyanyi, pembacaan doa sebagai peresiman aula, serta adanya makan-makan bersama warga. acara dimulai dari pukul 09.00 wib. dan penampilan dari anak-anak sekitar dimulai selesai dzuhur dan setelah ashar adalah pembagian hadiah kepada anak-anak sekitar yang mengikuti games dihari jumat dan penampilan dihari sabtu. dan semua anak-anak mendapatkan hadiah berupa jajanan yang telah disipakan oleh peserta pkmu. disi lain, para warga sekitar khususnya bapak-bapak berbincang dengan beberapa panitia dan peserta. yang dilanjutkan dengan makan-makan bersama warga.
banyak kesan yang tidak dapat dilupakan, diantaranya ketika mengajari salah satu anak yang bernama ika dalam tugas sekolahnya, butuh kesabaran mengajarinya walaupun dia sudah kelas VII, namun banyak PR untuk kami sebagai "calon guru" untuk memberika pendidikan yang sesuai dengan kondisi ataupun tingkatan dari si anak. karena menurut saya sungguh sangat sedih jika siswi yang duduk di kelas VII belum bisa membaca dengan fasih dan dalam matematika untuk melakukan pembagian pun belum bisa. serta anak-anak kecil yang berkata kurang sopan dan tidak pantas untuk anak seusianya, anak-anak yang sangat emosional, mudah berantem ( walau wajar untuk anak-anak namun kurang sopan ketika diperhatikan), namun karena mereka masih kecil, masih bisa dibentuk karakter sesuai agama, sehingga membawa anak-anak mempunya moral yang dibuthkan bangsa Indonesia di Generasi Emas mendatang.